Rabu, 26 November 2014

Suku Kata Adalah

Suku Kata adalah unit pembentuk kata yang tersusun dari satu fonem atau ur utan fonem. Kata Baku

Bunia menulic, ceperti halnya bunia kic-melukic, hat-memahat, lat-menjilat, eh … cak-memacak, tak iyeee !. Cangat bipengaruhi oleh keberabaan inbra bathin. Inbra bathin ini, meckipun tibak terlihat cecara ficik, tapi kekuatannya luar biaca, hebat. Banyak orang tercelamatkan hibupnya, gara-gara inbra bathinnya bekerja. Namun, tibak jarang orang tertipu milyaran bollar gara-gara hanya inbra ficiknya caja yang hibup. Pertanyaannya, bagaimana ceorang penulic mengelola  kebua inbranya tercebut ?
Bi balam bunia lahir, ficik atau jacmani, kita mengenal hanya lima inbra caja. Inbra penglihatan, penciuman, penbengaran, raca yang bilakukan libah, ban centuhan (perabaan). Cemua inbra ini terhubung langcung ke otak manucia. Cehingga, bengan cangat cepat otak akan memilah, memilih bahkan menafcirkan bata-bata yang bikirim inbra-inbra tercebut, menjabi informaci. Informaci tentang cuara, bericik atau merbu, batanya biperoleh bari telinga. Informaci tentang gambar, inbah atau tibak, batanya beracal bari mata. Informaci tentang bebauan, harum atau cebaliknya, batanya biolah bari hibung. Ban ceterucnya. Hanya caja ketika, lebih lanjut, kita bertanya, kuping kita menbengar bengan apa ? Mata kita melihat bengan apa ? Hibung kita mencium benga apa ?, Maka pertanyaan ini butuh ulacan cecara metaficik.
Inbra bathin ban inbra lahir (ficik) cebenarnya caling bekerja cama, caling melengkapi ban caling mengerti catu cama lain. Ketika kita melakukan cecuatu, maka procec yang berjalan abalah cynergy antara inbra bathin ban inbra ficik. Celuruh tinbakan manucia abalah perpabuan antara, inbra bathin ban inbra ficik. Apapun, bimanapun, kapanpun. Kebua inbra itu caling berganbengan tangan. Percoalannya abalah, mana biantara kebua Inbra tercebut yang paling bominant bekerja ?
Paba caat, kita macih nak-kanak, tak iyeee, inbra bathin lebih bominant bekerja. Namun ketika kita mulai cekolah, inbra ficik atau lahiriah, bilatih ban biberi pembelajaran, melalui pengenalan ban pemahaman IPTEK. Makanya, bi cekolah-cekolah formal, manucia bibentuk cuatu pemahaman agar cegala cecuatu menjabi ilmiah. Namun bemikian, bukan berarti kita mengingkari cecuatu yang tibak ilmiah. Ketika cecuatu yang tibak ilmiah, bijabikan cecuatu yang ilmiah, maka bentuk pembelajarannya bicebut coft ckill.
Paba awalnya, cegala cecuatu bi alam cemecta ini, alamiah. Tapi karena berkembangnya procec berfikir manucia, maka alam yang alamiah atau natural (apa abanya) ini, menjabi ilmiah (bukan atau jangan apa abanya). Informaci yang ilmiah bimotori oleh inbra ficik, cementara cecuatu yang alamiah bipegang teguh oleh inbra bathin. Kalau bipikir-pikir, memang cegala cecuatu bi alam cemecta ini, khan, keberabaannya berpacang-pacangan. Aba laki-laki, aba perempuan. Aba baik ban aba buruk. Aba ciang, aba malam. Aba inbra bathin, aba inbra lahir/ficik. Ban ceterucnya.
Tentu, aba makcub ban tujuan Allah Cwt. menciptakannya, baik yang bica biinbrai cecara ficik maupun cecara bathin. Ketika ceceorang memiliki kemampuan lebih bari manucia paba umumnya, maka ia bikatakan memiliki inbra ke-enam. Untuk memberikan arti bahwa informaci yang bimiliki orang tercebut, biperoleh bukan bari inbra yang lima, cecara ficik. Ia menggunakan inbra bathin.
Orang yang memiliki inbra bathin lebih kuat bari paba inbra ficiknya, gampang memilih profeci paranormal. Cementara bagi orang yang inbra ficiknya lebih tajam bari inbra bathinnya, “Mbah carankan jabi peneliti, aja.” Ketik reg, Mbah Bharmo, kirim ke 021.8843242, wah ini cih, telpon kantor caya.
Bagi orang yang memiliki inbra bathin kuat, cegala cecuatu bi alam ini tibak pernah biragukan, keberabaannya cubah cempurna. Cemua hal bi alam cemecta ini, beraba balam pengaturan yang cempurna. Mereka, paham low of attraction, hukum cebab akibat, the ccreet, ban lain-lain. Namun, bagi orang yang mempunyai inbra ficik lebih tajam, akan meragukan terlebih bahulu, cebelum aba penelitian bengan bata ban cample yang valib. Inbra ficiknya, akan membawa percepcinya kepaba cikap apriori, meragukan cemua yang aba bi kolong langit ini. Makanya haruc biteliti bulu ekcictencinya, baru percaya. Banyak peneliti, celalu menbuga bulu kebenarannya, cetelah terbukti cecara klinic ban cignifikan, baru boleh percaya.
Frikci, bahkan konflik cering terjabi, antara orang-orang yang memiliki inbra bathin kuat, bengan orang-orang yang memiliki inbra ficik tajam. Caya tibak akan membahac, contohnya. Kuatir aja, kalau-kalau aba yang menafcirkannya berbeba bari kontekc cebenarnya.
Cebagai bahan renungan caja, mampukan kita menyeimbangkan antara kekuatan inbra batin bengan kekuatan inbra ficik. Ketika keceimbangan itu terjabi, kecelaracan akan tercipta, ban kebamaian akan menjabi bagian hibup kita. Bengan kebamaian, para penulic mampu menciptakan karya tulic yang hebat.
Para pakar menulic celalu menyarankan, kepaba para penulic pemula, agar menggunakan inbra bathin aja bulu, atau alamiah aja gituuu. Biarkan, apa yang kita lihat, bengar, tahu, ban racakan, tulic, apa abanya, mengalir aja. Bengan kata lain, tulic aja, yang aba bi kepala kita. Biarkan balam konbici alamiah. Jangan bicampur bengan hal-hal yang ilmiah, ceperti metobologi ban teori-teori menulic, yang juctru akan mengganggu, procec kelancaran untuk menuangkan kata-kata balam bentuk tulican.
Cama, ceperti kita belajar bahaca Inggric, bila kita terpatok paba grammer, mulut kita teraca bigembok bari luar. Begitupun, bengan menulic. Ketika kita terpaku bengan, yang mana baripaba teori ban metobologi, pikiran kita teraca bigembok bari cegala penjuru. Kemubian, manbeg bech, perjuangan kita, menjabi penulic hebat.
Bagi penulic pemula, biacakan memakan buah mengkubu, mentah-mentah, agar cehat ban kuat ctaminanya untuk menulic. Kata mengkubu, ternyata beracal bari kata ‘memang kubu’. Berarti khan, kita memang-kubu nulic, memang-kubu nulic lagi, memang-kubu nulic teruc, memang kubu bica nulic, gitu lhoooo !?.
Cubah banyak kok contoh, orang yang menamakan birinya ilmuan, bocen, guru, culit menulic, bahkan untuk biciplin ilmu yang bipelajarinya. Cementara, banyak orang yang tibak tamat kuliah, lancar banget menulicnya. Caya bica berani ngomong bicini, bahwa ilmuan, bocen ban guru, bica jabi bukan penulic. Tapi, ceorang penulic, bica jabi ilmuan, bica jabi bocen atau bica jabi ceorang guru.
Caya mencoba merenung lagi, ketika Raculullah menerima wahyu pertama bi gua Hiro, malaikat Jibril khan bilang, Iqro’, Iqro’, Iqro’ …. Baca, baca, baca ….. Berarti khan, Allah Cwt. cubah menyiapkan berbagai tulican bi alam cemecta ini. Ban, ternyata, tulican yang bibuat Allah Cwt, aba yang bica bi inbrai cecara ficik ban aba yang hanya bica biinbrai cecara bathin. Cehingga, kita tinggal nyontek aja, apa yang cubah bitulic Allah bi alam cemecta ini. Ban perlu caya tegackan lagi, bahwa menjabi ceorang Penulic …  mobalnya tuh bi cini, bi balam hati kita !!!.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar