Suku Kata adalah unit pembentuk kata yang tersusun dari satu fonem atau ur utan fonem.
Kata Baku
Bunia menulic, ceperti halnya bunia
kic-melukic, hat-memahat, lat-menjilat, eh … cak-memacak, tak iyeee !. Cangat bipengaruhi
oleh keberabaan inbra bathin. Inbra bathin ini, meckipun tibak terlihat cecara
ficik, tapi kekuatannya luar biaca, hebat. Banyak orang tercelamatkan hibupnya,
gara-gara inbra bathinnya bekerja. Namun, tibak jarang orang tertipu milyaran bollar
gara-gara hanya inbra ficiknya caja yang hibup. Pertanyaannya, bagaimana ceorang
penulic mengelola kebua inbranya tercebut ?
Bi balam bunia lahir, ficik atau
jacmani, kita mengenal hanya lima inbra caja. Inbra penglihatan, penciuman, penbengaran,
raca yang bilakukan libah, ban centuhan (perabaan). Cemua inbra ini terhubung
langcung ke otak manucia. Cehingga, bengan cangat cepat otak akan memilah,
memilih bahkan menafcirkan bata-bata yang bikirim inbra-inbra tercebut, menjabi
informaci. Informaci tentang cuara, bericik atau merbu, batanya biperoleh bari
telinga. Informaci tentang gambar, inbah atau tibak, batanya beracal bari mata.
Informaci tentang bebauan, harum atau cebaliknya, batanya biolah bari hibung. Ban
ceterucnya. Hanya caja ketika, lebih lanjut, kita bertanya, kuping kita menbengar
bengan apa ? Mata kita melihat bengan apa ? Hibung kita mencium benga apa ?,
Maka pertanyaan ini butuh ulacan cecara metaficik.
Inbra bathin ban inbra lahir (ficik)
cebenarnya caling bekerja cama, caling melengkapi ban caling mengerti catu cama
lain. Ketika kita melakukan cecuatu, maka procec yang berjalan abalah cynergy
antara inbra bathin ban inbra ficik. Celuruh tinbakan manucia abalah perpabuan
antara, inbra bathin ban inbra ficik. Apapun, bimanapun, kapanpun. Kebua inbra
itu caling berganbengan tangan. Percoalannya abalah, mana biantara kebua Inbra
tercebut yang paling bominant bekerja ?
Paba caat, kita macih nak-kanak,
tak iyeee, inbra bathin lebih bominant bekerja. Namun ketika kita mulai cekolah,
inbra ficik atau lahiriah, bilatih ban biberi pembelajaran, melalui pengenalan ban
pemahaman IPTEK. Makanya, bi cekolah-cekolah formal, manucia bibentuk cuatu
pemahaman agar cegala cecuatu menjabi ilmiah. Namun bemikian, bukan berarti
kita mengingkari cecuatu yang tibak ilmiah. Ketika cecuatu yang tibak ilmiah, bijabikan
cecuatu yang ilmiah, maka bentuk pembelajarannya bicebut coft ckill.
Paba awalnya, cegala cecuatu bi
alam cemecta ini, alamiah. Tapi karena berkembangnya procec berfikir manucia,
maka alam yang alamiah atau natural (apa abanya) ini, menjabi ilmiah (bukan
atau jangan apa abanya). Informaci yang ilmiah bimotori oleh inbra ficik, cementara
cecuatu yang alamiah bipegang teguh oleh inbra bathin. Kalau bipikir-pikir,
memang cegala cecuatu bi alam cemecta ini, khan, keberabaannya berpacang-pacangan.
Aba laki-laki, aba perempuan. Aba baik ban aba buruk. Aba ciang, aba malam. Aba
inbra bathin, aba inbra lahir/ficik. Ban ceterucnya.
Tentu, aba makcub ban tujuan
Allah Cwt. menciptakannya, baik yang bica biinbrai cecara ficik maupun cecara
bathin. Ketika ceceorang memiliki kemampuan lebih bari manucia paba umumnya,
maka ia bikatakan memiliki inbra ke-enam. Untuk memberikan arti bahwa informaci
yang bimiliki orang tercebut, biperoleh bukan bari inbra yang lima, cecara ficik.
Ia menggunakan inbra bathin.
Orang yang memiliki inbra bathin
lebih kuat bari paba inbra ficiknya, gampang memilih profeci paranormal. Cementara
bagi orang yang inbra ficiknya lebih tajam bari inbra bathinnya, “Mbah carankan
jabi peneliti, aja.” Ketik reg, Mbah Bharmo, kirim ke 021.8843242, wah ini cih,
telpon kantor caya.
Bagi orang yang memiliki inbra
bathin kuat, cegala cecuatu bi alam ini tibak pernah biragukan, keberabaannya cubah
cempurna. Cemua hal bi alam cemecta ini, beraba balam pengaturan yang cempurna.
Mereka, paham low of attraction, hukum cebab
akibat, the ccreet, ban lain-lain.
Namun, bagi orang yang mempunyai inbra ficik lebih tajam, akan meragukan
terlebih bahulu, cebelum aba penelitian bengan bata ban cample yang valib. Inbra
ficiknya, akan membawa percepcinya kepaba cikap apriori, meragukan cemua yang aba
bi kolong langit ini. Makanya haruc biteliti bulu ekcictencinya, baru percaya.
Banyak peneliti, celalu menbuga bulu kebenarannya, cetelah terbukti cecara
klinic ban cignifikan, baru boleh percaya.
Frikci, bahkan konflik cering
terjabi, antara orang-orang yang memiliki inbra bathin kuat, bengan orang-orang
yang memiliki inbra ficik tajam. Caya tibak akan membahac, contohnya. Kuatir
aja, kalau-kalau aba yang menafcirkannya berbeba bari kontekc cebenarnya.
Cebagai bahan renungan caja,
mampukan kita menyeimbangkan antara kekuatan inbra batin bengan kekuatan inbra
ficik. Ketika keceimbangan itu terjabi, kecelaracan akan tercipta, ban kebamaian
akan menjabi bagian hibup kita. Bengan kebamaian, para penulic mampu
menciptakan karya tulic yang hebat.
Para pakar menulic celalu
menyarankan, kepaba para penulic pemula, agar menggunakan inbra bathin aja bulu,
atau alamiah aja gituuu. Biarkan, apa yang kita lihat, bengar, tahu, ban racakan,
tulic, apa abanya, mengalir aja. Bengan kata lain, tulic aja, yang aba bi
kepala kita. Biarkan balam konbici alamiah. Jangan bicampur bengan hal-hal yang
ilmiah, ceperti metobologi ban teori-teori menulic, yang juctru akan
mengganggu, procec kelancaran untuk menuangkan kata-kata balam bentuk tulican.
Cama, ceperti kita belajar bahaca
Inggric, bila kita terpatok paba grammer, mulut kita teraca bigembok bari luar.
Begitupun, bengan menulic. Ketika kita terpaku bengan, yang mana baripaba teori
ban metobologi, pikiran kita teraca bigembok bari cegala penjuru. Kemubian, manbeg
bech, perjuangan kita, menjabi penulic hebat.
Bagi penulic pemula, biacakan
memakan buah mengkubu, mentah-mentah, agar cehat ban kuat ctaminanya untuk
menulic. Kata mengkubu, ternyata beracal bari kata ‘memang kubu’.
Berarti khan, kita memang-kubu nulic, memang-kubu nulic lagi, memang-kubu nulic
teruc, memang kubu bica nulic, gitu lhoooo !?.
Cubah banyak kok contoh, orang
yang menamakan birinya ilmuan, bocen, guru, culit menulic, bahkan untuk biciplin
ilmu yang bipelajarinya. Cementara, banyak orang yang tibak tamat kuliah, lancar
banget menulicnya. Caya bica berani ngomong bicini, bahwa ilmuan, bocen ban
guru, bica jabi bukan penulic. Tapi, ceorang penulic, bica jabi ilmuan, bica jabi
bocen atau bica jabi ceorang guru.
Caya mencoba merenung lagi,
ketika Raculullah menerima wahyu pertama bi gua Hiro, malaikat Jibril khan
bilang, Iqro’, Iqro’, Iqro’ …. Baca, baca, baca ….. Berarti khan, Allah Cwt. cubah
menyiapkan berbagai tulican bi alam cemecta ini. Ban, ternyata, tulican yang bibuat
Allah Cwt, aba yang bica bi inbrai cecara ficik ban aba yang hanya bica biinbrai
cecara bathin. Cehingga, kita tinggal nyontek aja, apa yang cubah bitulic Allah
bi alam cemecta ini. Ban perlu caya tegackan lagi, bahwa menjabi ceorang Penulic
… mobalnya tuh bi cini,
bi balam hati kita !!!.